Senin, 20 November 2017

SEJARAH PENGEMBANGAN BAHASA DAN KEPRIBADIAN



SEJARAH PENGEMBANGAN BAHASA DAN KEPRIBADIAN

A. Pengertian Bahasa

            Kata bahasa sering dipergunakan dalam berbagai konteks dengan berbagai macam makna. Ada orang yang berbicara tentang “bahasa warna”, tentang “bahasa bunga” tentang “bahasa diplomasi” tentang “bahasa militer”, dan sebagainya. Disamping itu dalam kalangan terbatas, terutama dalan kalangan orang yang membahas soal-soal bahasa, ada yang berbicara tentang “bahasa tulisan”, “bahasa lisan”, “bahasa tutur”, dan sebagainya. (Kushartanti, 2005:3-4). Kata ‘bahasa’ dalam percakapan sehari-hari mempunyai berbagai-bagai arti. Dalam kalimat “Dia berbahasa Indonesia”, kata ‘bahasa’ berarti alat komunikasi manusia. Tidak demikian dalam kalimat “Dia tidak tahu bahasa”. Kata ‘bahasa’ di sini berarti sopan santun atau tata tertib. (Supardo, 1988:1)
            Bagi linguistik ‘ilmu yang khusus mempelajari bahasa’ yang dimaksudkan dengan bahasa ialah sistem tanda bunyi yang disepakati untuk dipergunakan oleh para anggota kelompok masyarakat tertentu dalam bekerjasama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri. Defenisi tersebut dijelaskan dan diuraikan sebagai berikut:
            Pertama, bahasa adalah sebuah sistem, artinya bahasa itu bukanlah sejumlah unsur yang terkumpul secara tak beraturan. Seperti halnya sistem-sistem lain, unsur-unsur bahasa “diatur” seperti pola-pola yang berulang sehingga kalau hanya salah satu bagian saja tidak tampak, dapatlah “diramalkan” atau “dibayangkan” keseluruhan ujaran.
            Kedua, bahasa adalah sebuah sistem tanda. Tanda adalah “hal atau benda yang mewakili sesuatu, atau hal yang menimbulkan reaksi yang sama bila orang menanggapi (melihat, mendengar, dan sebagainya) apa yang diwakilinya itu”. Setiap bagian dari sisten itu atau setiap bagian dari bahasa tentulah mewakili sesuatu.
            Ketiga, bahasa adalah sistem bunyi. Pada dasarnya bahasa itu berupa bunyi. Apa yang kita kenal sebagai tulisan sifatnya sekunder, karena manusia dapat berbahasa tanpa mengenal tulisan. Beberapa jenis huruf bahkan tidak daripada turunan belaka dari bunyi.
            Keempat, supaya orang dapat bekerja sama dan berkomunikasi, bahasa digunakan berdasarkan kesepakatan. Artinya, sesuatu yang diberi makna di dalam bahasa tertentu karena demikianlah kesepakatan pemakai bahasa itu. Para pengguna baru tinggal mempelajarinya.
            Kelima, bahasa bersifat produktif. Artinya, sebagai sistem dari unsur-unsur yang jumlahnya terbatas bahasa dapat dipakai secara tidak terbatas oleh pemakainya.
            Keenam, bahasa bersifat unik. Artinya, tiap bahasa mempunyai sistem yang khas yang tidak harus ada dalam bahasa lain.
            Ketujuh, kebalikan dari hal yang diungkapkan sebelumnya, adapula sifat-sifat bahasa yang dipunyai oleh bahasa lain, sehingga ada yang bersifat universal, ada pula yang hampir universal. Hal ini misalnya kita lihat dalam bahasa indonesia. Salah satu ciri Bahasa Indonesia ialah konfiks ke-an hanya dapat bergabung dengan sebanyak-banyaknya dua bentuk. Disamping itu, bahasa indonesia juga mempunyai sifat agak universal, misalnya bahwa pada umumnya adjektiva mengikuti nomina.
            Kedelapan, bahasa mempunyai variasi-variasi karena bahasa itu dipakai oleh kelompok manusia untuk bekerjasama dan berkomunikasi, dan karena kelompok manusia itu banyak ragamnya terdiri dari laki-laki, perempuan, tua, muda dan ragam lainnya. Setiap manusi mempunyai kepribadian sendiri, dan hal ini yang paling nyata tertonjol dalam hal berbahasa. Walaupun suatu kelompok sosial mempunyai satu bahasa dan para anggota kelompok itu tidak akan dapat bekerja sama tanpa bahasa-bahkan kelompok sosial itu takkan terwujud tanpa bahasa. Keseragaman tidak akan tampak pada bahasanya. Tiap orang, secara sadar atau tidak, mengungkapkan ciri khas kepribadiannya dalam bahasanya sehingga bahasa tiap orangpun mempunyai ciri khas yang sama sekali tidak sama dengan bahasa oranglain.
            Kesembilan, dengan bahasa suatu kelompok sosial juga mengidentifikasi dirinya. Diantara semua ciri budaya, bahasa adalah ciri pembeda yang paling menonjol karena dengan bahasa tiap kelompok sosial merasa diri sebgai kesatuan yang berbeda dari kelompok lain. Bagi kelompok-kelompok sosial tertentu, bahasa tidak sekadar merupakan sistem tanda, melainkan sebagai lambang identitas sosial.
            Kesepuluh, karena digunakan manusia yang masing-masing mempunyai cirinya sendiri untuk berbagai keperluan, bahasa mempunyai fungsi. Fungsi itu bergantung pada faktor-faktor siapa, apa, kepada siapa, tentang siapa, di mana, bilamana, berapa lama, untuk apa, dan dengan apa bahasa itu diujarkan.
Bahasa adalah sistem lambang berupa bunyi arbiter yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri. Menurut  Wojowasito berpengertian bahwa bahasa adalah alat manusia mengungkapkan pikiran, perasaan, pengalaman yang terdiri dari lambang-lambang bahasa. (Sanggup Barus, 2014: 1)

B. Sejarah Bahasa

Asal mula bahasa pada spesies manusia telah menjadi topik perdebatan para ahli selama beberapa abad. Walaupun begitu, tidak ada kesepakatan umum mengenai kapan dan umur bahasa manusia secara pasti. Salah satu permasalahan yang membuat topik ini sangat sulit dikaji adalah kurangnya bukti langsung. Akibatnya, para ahli yang ingin meneliti asal mula bahasa harus menarik kesimpulan berdasarkan bukti-bukti lain seperti catatan-catatan fosil atau bukti-bukti arkeologis, keberagamanan bahasa kontemporer, kajian akuisisi bahasa, dan perbandingan antara bahasa manusia dengan sistem komunikasi hewan, terutama sistem komunikasi primata lain. Secara umum ada kesepakatan bahwa asal mula bahasa manusia berkaitan erat dengan asal usul perilaku manusia modern, namun terdapat perbedaan pendapat mengenai implikasi-implikasi dan keterarahan hubungan keduanya.
Langkanya bukti empiris membuat banyak ahli menganggap topik ini tidak dapat dijadikan kajian penting. Pada tahun 1866, Société de Linguistique de Paris bahkan melarang perdebatan mengenainya. Larangan tersebut tetap berpengaruh di banyak negara barat hingga akhir abad ke-20. Sekarang, ada banyak hipotesis mengenai bagaimana, kenapa, kapan dan di mana bahasa mungkin pertama kali muncul. Tampaknya tidak begitu banyak kesepakatan pada saat ini dibandingkan seratus tahun lalu, saat teori evolusi Charles Darwin lewat seleksi alam-nya menimbulkan banyak spekulasi mengenai topik ini. Sejak awal 1990-an, sejumlah ahli bahasa, arkeologis, psikologis, antropolog, dan ilmuwan profesional lainnya telah mencoba untuk menelaah dengan metode baru apa yang mereka mulai pertimbangkan sebagai permasalahan tersulit dalam sains. (Wikipedia, 2017)

C. Pengertian Kepribadian dan pengembangan Kepribadian

            Kepribadian adalah segala sesuatu yang mendasari kebiasaan, sikap, pola reaksi (pengenalan diri, cara berfikir, dan bertingkah laku, cara merasa, cara mengendalikan diri, cara mengungkapkan dirinya, cara menggali potensi dirinya, membentuk citra dirinya, cara berkomunikasi, dan lainnya), bahkan juga cara menghadapi situasi kritis, bisa di ajarkan. Ada pembawaan-pembawaan khusus yang dapat diarahkan, diajarkan, dan diterapkan oleh setiap individu yang mana bisa ditempuh melalui pelatihan-pelatihan atau pendidikan , kursus-kursus yang melatih dan menganjarkan.
Kepribadian itu memiliki banyak arti, bahkan saking banyaknya boleh dikatakan jumlah definisi dan arti dari kepribadian adalah sejumlah orang yang menafsirkannya. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan dalam penyusunan teori, penelitian dan pengukurannya. Kepribadian (personality) bukan sebagai bakat kodrati, melainkan terbentuk oleh proses sosialisasi Kepribadian merupakan kecenderungan psikologis seseorang untuk melakukan tingkah laku social tertentu, baik berupa perasaan, berpikir, bersikap, dan berkehendak maupun perbuatan. Kepribadian itu memiliki banyak arti, bahkan karena banyaknya boleh dikatakan jumlah definisi dan arti dari kepribadian adalah sejumlah orang yang menafsirkannya. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan dalam penyusunan teori, penelitian dan pengukurannya.
Beberapa pengertian kepribadian menurut para ahli:
1.      Menurut koentjaraningrat kepribadian adalah beberapa ciri watak yang diperlihatkan seseorang secara lahir, konsistensi, dan konsekuen. Setiap manusia melakukan proses sosialisasi berlangsung selama manusia masih hidup di dunia ini. Kepribadian seseorang individu dapat terbentuk dalam bertingkah laku, sehingga individu memiliki identitas khusus yang berbeda dengan orang lain.
2.      Menurut George herbert mead kepribadian adalah tingkah laku manusia berkembang melalui perkembangan diri. Perkembangan kepribadian dalam diri seseorang berlangsung seumur hidup. Menurutnya, manusia  akan berkembang melalui interaksi denngan anggota masyarakat.
3.      Menurut Theodore R Newcombe kepribadian adalah organisasi sikap-sikap yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang terhadap perilaku.
4.      Menurut Roucek dan Warren kepribadian adalah organisasi faktor-faktor sosiologis, psikologis, dan biologis yang didasari oleh perilaku individu.
5.      Menurut Yinger kepribadian adalah keseluruhan tingkah laku dari seseorang dengan suatu sistem kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian situasi.
            Pengembangan kepribadian adalah suatu proses yang mengasah sifat-sifat baik pada diri seseorang dan mengurangi sifat-sifat yang buruk. Hal ini ditekankan pada pengembangan diri, karena pada dasarnya pengembangan diri adalah mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki seseorang, agar bisa terwujud lebih efektif dan efisien. Setip individu adalah mahluk ciptaanNya yang utuh dan spesifik, sebagai manusia kita tumbuh dan berkembang bersama orang lain, dan karenanya dibutuhkan manusia lain. Tidak mungkin ia berkembang seorang diri, ia membutuhkan orang lain untuk menyampaikan idenya, hasil karyanya, dan aspirasinya. Dalam mencapai cita-citanya dan tujuan hidupnya. Karena itu manusia berkembang bersama orang lain dan lingkungannya.
            Namun karena kita ini manusia yaitu satu-satunya mahluk yang mempunyai kemampuan berbahasa, maka agar bobotnya seimbang dalam pengembangan kepribadiannya haruslah di tunjang dalam kemampuan berkomunikasi dan kemampuan menyatakan dirinya, kemampuan menyesuaikan dirinya serta kemampuan membawa dirinya melalui jalur pengembangan diri.

D. Hubungan Bahasa dengan Pengembangan Kepribadian

            Sebagai lambang kebanggaan kebangsaan, bahasa indonesia mencerminkan nilai-nilai sosial budaya yang mendasari rasa kebangsaan kita. Atas dasar kebangsaan kita inilah, bahasa indonesia kita pelihara dan kita kembangkan serta rasa pemakaiannya senantiasa kita bina (Zaenal Arifin, 2009:12). Dalam hal inilah sangat tampak nyata bagaimana kita meletakkan bahasa sebagai pengembangan kepribadian kita yang juga awalnya didasari oleh kebudayaan yang kita anut sesuai dengan asal daerah masing-masing. Sebab bahasa adalah hal yang paling utama sebab selalu berkaitan dengan setiap kegiatan kehidupan kita sehari-hari dan selalu menunjukkan bagaimana kita bersosialisasi dengan sesama dan dengan orang lain.
            Pengalaman berbahasa yang amat berharga dalam pengembangan kepribadian ini kemudian dikukuhkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 yang menyatakan bahwa bahasa negara adalah bahasa indonesia(Lapoliwa, 1985:5). Penegasan ini menunjukkan kedudukan dan fungsi yang bersifat formal. Sebagai bahasa negara, bahasa ini harus digunakan dalam berbagai komunikasi resmi baik dalam berbagai komunikasi resmi baik dalam lembaga pemerintahan maupun nonpemerintahan, termasuk diberbagai tingkat lembaga pendidikan di negara Republik Indonesia.
            Sejak 2002 bahasa indonesia ditetapkan sebagai mata kuliah wajib bagi setiap mahasiswa di perguruan tinggi dalam kelompok mata kuliah pengembangan kepribadian. Hal ini, selain untuk mengembangkan kepribadian, juga untuk menjadikan bangsa indonesia sebagai sarana komunikasi ilmiah bagi mahasiswa dan ilmuwan lulus perguruan tinggi. Pengalaman membuktikan bahwa jumlah penulisan buku ilmiah indonesia relatif kecil. Disisi lain, hampir setiap mahasisa mengeluh jika ditugasi oleh dosen untuk menulis makalah, kertas kerja (paper), skripsi, atau karangan ilmiah lainnya. Sekalipun mengeluh tugas tersebut memang dibuat oleh mahasiswa, namun bahasa yang digunakan belum memenuhi harapan.
Sebagai matakuliah pengembang kepribadian, pengajaran bahasa Indonesia bertujunan agar mahasiswa memahami konsep penulisan ilmiah dan menerapkannya dalam penulisan karya ilmiahnya. Untuk itu, mahasiswa dibekali bekali berbagai keterampilan kognitif, psikomotorik, dan afektif yang terkait dengan penggunaan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi yang sekaligus dapat mengembangkan kecerdasan, karakter, dan kepribadiannya. Melalui pembelajaran, penguasaan  bahasa Indonesia dapat mengembangkan berbagai kecerdasan, karakter dan kepribadian. Orang yang menguasai bahasa Indonesia secara aktif  dan pasif akan dapat mengekspresikan pemahaman dan kemampuan dirinya secara sistematis, logis dan lugas. Hal ini dapat menandai kemampuan mengorganisasi karakter dirinya yang terkait dengan potensi daya pikir, emosi, keinginan, dan harapannya. Yang kemudian diekspresikannya dalam berbagai bentuk artikel,proposal proyek, penulisan laporan, dan lamaran pekerjaan.
            Disisi lain, orang yang menguasai bahasa indonesia dengan baik akan mampu pula memahami konsep-konsep, pemikiran, dan pendapat orang lain. Kemampuan ini akan dapat mengembangkan karakter dan kepribadiannya melalui proses berpikir sinergis, yaitu kemampuan menghasilkan konsep baru berdasarkan pengalaman yang sudah dimilikinya bersamaan dengan pengalaman yang baru diperolehnya. Dampaknya, orang yang berkarakter demikian akan menjadi lebih cerdas dan kreatif dalam memanfaatkan situasi, stimulus, dan pengalaman baru yang diperolehnya.
            Fungsi bahasa sebagai pengembangan kepribadian adalah: mengembangkan kemampuan berkomunikasi ilmiah dalam berbagai media islam dalam berbagai media lisan maupun tulisan. Mengembangkan kemampuan akademis. Mengembangkan berbagai sikap, seperti sikap ilmiah dan sikap paradigmatis dalam mengembangkan pola-pola berfikif serta sikap terpelajar dalam mengaktualisasi hasil belajarnya. Mengembangkan kecerdasan berbahasa. Mengembangkan kepribadian terutama menciptakan kreativitas baru terkait dengan pengalaman, pengetahuan, potensi, dan situasi baru yang dihadapinya, serta kemampuan mengekpresikannya, mengembangkan kecerdasan berbahasa. Mengembangkan kepribadian terutama menciptakan kreativitas baru terkait dengan pengalaman, pengetahuan, potensi, dan situasi baru yang dihadapinya, serta kemampuan mengekpresikannya.
            Dari tutur kata seseorang kita bisa menilai kepribadian seseorang. Baik dia mampu menempatkan diri dengan lawan bicaranya. Bagaimana dia bersikap terhadap orang yang lebih tua dan juga yang lebih muda dari pada dirinya. Dalam hal ini orang-orang yang memiliki keprobadian yang baik mampu memposisikan dirinya dalam segala hal yang terjadi dalam kehidupannya serta mampu memposisikan dirinya dalam lingkungan sosialnya. Disinilah orang-orang harus berbahasa sesuai dengan tempatnya.
Kemampuan ini didukung penggunaan bahasa yang santun yaitu bahasa yang halus, sopan, menghargai orang lain, tidak menunjukkan kemampuan diri berlebihan dihadapan orang lain. Selain itu, kemampuan ini didukung penggunaan bahasa yang benar yaitu bahasa yang sesuai dengan asturan dan kaidah bahasa Indonesia. Seseorang dikatakan mempunyai kepribadian baik jika perilakunya ( ucapan, budi bahasa, tindakan, perbuatan ) dapat diterima oleh orang lain. Semakin luas lingkungan masyarakat yang dapat menerima kebaikannya, berarti kebaikan pribadinya semakin sempurna.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

          Bahasa adalah sistem lambang berupa bunyi yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerjasama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri. Bahasa digunakan untuk melakukan komunikasi dengan pihak lain sehingga pihak lain paham dan mengerti apa yang kita maksud. Dengan berbahasa ini, kita juga dapat mengetahui kepribadian kita dan mengembangkan kepribadian kita tersebut.
Kepribadian adalah segala sesuatu yang mendasari kebiasaan, sikap, pola reaksi pengenalan diri, cara berfikir, dan bertingkah laku, cara merasa, cara mengendalikan diri, cara mengungkapkan dirinya. Pengembangan kepribadian adalah suatu proses yang mengasah sifat-sifat baik pada diri seseorang dan mengurangi sifat-sifat yang buruk. Disisi lain, orang yang menguasai bahasa indonesia dengan baik akan mampu pula memahami konsep-konsep, pemikiran, dan pendapat orang lain.

B. Saran

Dengan berdasarkan keseluruhan pembahasan yang telah kelompok penulis tuturkan maka penulis menyarankan agar kiranya kita mampu menguasai bahasa kita secara baik dan menunjukkan kepribadian kita yang baik pula dalam setiap aspek kehidupan kita sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA

Referensi Buku:
Kushartanti, D. (2005). Pesona Bahasa. Jakarta: IKAPI.
Lapoliwa, H. (1985). Kongres Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan dan      Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Sanggup Barus, D. (2014). Pendidikan Bahasa Indonesia. Medan: Unimed Press.
Supardo, S. (1988). Bahasa Indonesia dalam Konteks. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
 Zaenal Arifin, A. T. (2009). Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: IKAPI.
Referensi internet:
Wikipedia. (2017, Agustus 07). Wikipedia Ensiklopedia bebas. Dipetik Agustus 30, 2017, dari Wikipedia Ensiklopedia bebas.org: https://id.wikipedia.org/wiki/Asal_mula_bahasa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar